Fenomena
kekerasan yang mengatasnamakan agama makin kerap terjadi. Penyalahgunaan agama
sebagai alat politiklah penyebabnya, meskipun kita selalu percaya bahwa agama
tidak pernah menjadi sumber permasalahan karena semua agama mengajarkan tentang
kebaikan. Pada dasarnya dapat dipastikan bahwa semua orang yang beragama maupun
yang tidak beragama mempunyai tujuan akhir yang sama, walaupun dengan berbagai
jalan keyakinan.
Toleransi antar sesama merupakan salah
satu perwujudan iman kita terhadap sesama. Kita hidup didunia ini tidaklah
seorang diri, kita perlu berinteraksi, kita juga membutuhkan pertolongan jika
kita tidak mampu. Berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan memang wajib kita
lakukan untuk memperkuat iman kita, tetapi iman sendiri juga harus diwujudkan
dalam tindakan nyata. Dalam agama Katolik yang saya imani juga mengajarkan
supaya mengasihi sesama melebihi diri sendiri, salah satu perwujudannya adalah
toleransi dengan sesama kita.
Gus Dur, merupakan salah satu tokoh
pluralisme. Pluralisme adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama
adalah baik dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif. Oleh sebab itu
setiap pemeluk agama tidak boleh mengkalim bahwa agamanya yang benar sedangkan
yang lain tidak. Paham ini juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan
hidup berdampingan di surga. Banyak karangan dari Gus Dur yang mengetengahkan
tentang fenomena agama dan kekerasan. Ini menjadi perhatian beliau karena agama
sering menimbulkan berbagai macam tafsiran, dan menurutnya kekerasan agama yang
terjadi disebabkan oleh fanatisme yang sempit.
Kapel Rothko di Houston, Texas, Amerika
Serikat, merupakan landmark spiritual dan pusat berkumpul bagi orang yang
peduli akan kedamaian, kebebasan, dan keadilan sosial di seluruh dunia. Sebuah
tempat yang sangat sederhana, dimana tidak ada satupun alat peribadatan ada
disana. Sehingga dapat semua agama menggunakannya. Umat Katolik yang ingin
mengadakan misa dapat membawa sendiri altar mereka, umat Muslim boleh
menghamparkan sajadah mereka dan menghadapkan kearah kiblat, umat India pernah
mengadakan meditasi dan yoga disana. Sebuah tempat yang sangat sederhana dan
teduh. Kesederhanaan yang menimbulkan keteduha ini yang diperlukan manusia
modern sekarang ini.
Sebagian besar penduduk Indonesia adalah
Muslim. Setiap kali hari raya Idul Fitri banyak juga umat lain yang turut
merayakan hari raya tersebut. Menikmati masa di bulan Ramadan dan
bersilahturahmi saat Idul Fitri tiba. Disinilah seharusnya kita harus belajar
bahwa toleransi yang sesungguhnya adalah memanusiakan manusia tanpa harus
memandang dari mana mereka berasal. Agama seharusnya dapat menjadi pondasi yang
kuat untuk menyelaraskan kehidupan masyarakat. Surga akan tercipta bila kita
sesama manusia dapat hidup saling menghormati dan mengasihi tanpa melihat
agamanya. (**)
Ditulis
oleh : Natalia Anindiya
(15.0527)
Dosen
Pengampu : Gregorius Daru Wijoyoko

Tema yang bagus.. Menyadarkan kita bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk bermusuhan, tetapi untuk saling menghormati satu sama lain dan saling melengkapi..
BalasHapusDitunggu postingan2 selanjutnya yaa.. GBU
alangkah indahnya jika semua bisa berjalan bedampingan. kita memang diciptakan berbeda tapi alangkah indahnya jika dalam perbedaan kita dapat saling bertoleransi dan menghormati satu sama lain. tanpa ada yang egois dalam satu pihak. sudah tiba saatnya untuk kita saling berjabat dan bergandeng tangan agar tidak ada lagi permusuhan sehingga perdamaian dapat tercipta.
BalasHapusDengan adanya kesadaran akan pentingnya toleransi dalam kehidupan beragama, diharapakan akan terjalin hubungan yang harmonis antar warga Negara yang pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan percepatan pembangunan bagi negeri
BalasHapusperbedaan itu indah asalkan ada damai di dalamnya..gud mami darren setujuuu!!!
BalasHapusgood news
BalasHapusgood news wae lah (baca judul )
BalasHapusperbedaan adalah indah...
BalasHapusdalam perbedaan ada damai ada toleransi...
gud posting teman...